Selasa, 18 Mei 2010

JELANG KEMARAU, KAPUAS SIAP SIAGA HADAPI BENCANA KEBAKARAN


kebakaran_webPALANGKA RAYA – Menjelang musim kemarau Kabupaten Kapuas menyiapkan langkah-langkah dalam penanganan pengendalian kebakaran hutan dan pekarangan. Langkah dan kesiapsiagaan ini diambil untuk menekan titik hotspot yang sering muncul saat musim kemarau.

Demikian ditegaskan Wakil Bupati Kapuas Suraria Nahan saat menyampaikan paparan Pada Rakor Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian Kebakaran Hutan, Lahan dan Pekarangan 2009 dan Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Kemarau Tahun 2010 di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur, Palangka Raya, Senin (17/5) siang.

Menurut Wabup di wilayah Kabupaten Kapuas, bencana yang timbul akibat musim kemarau secara umum dapat di identifikasikan menjadi tiga bagian. Pertama bencana kebakaran hutan/lahan. Kedua instrusi air laut yang mengakibatkan air konsumsi masyarakat menjadi asin. Dan yang ketiga munculnya penyakit menular seperti diare, ISPA dan lain – lain.

“Oleh kerana itu jelas diperlukan langkah-langkah yang strategis dalam upaya penanganannya. Namun demikian, tentu dalam pelaksanaannya langkah-langkah tersebut tidak lepas dari koordinasi yang sinkronisasi dengan berbagai instansi terkait dan masyarakat sehingga terdapat sinergi dalam pelaksanaannya,” kata Wabup yang saat Rakor didampingi Kepala Badan KesbangPol dan Kepala BLH Kabupaten Kapuas.

Dijelaskannya pada tahun 2009 lalu, berdasarkan pantauan satelit NOAA-19 di wilayah Kapuas tercatat jumlah titik api (hot spot) sebanyak 196 titik dengan titik api terbesar di Kecamatan Kapuas Murung dan Mantangai.

Adapun sarana yang dimiliki untuk penunjang penanggulangan kebakaran hutan dan lain meliputi mobil pemadam kebakaran tiga unit, mobil pikup pembantu dua unit, sepeda motor roda tiga enam unit dan mesim pompa air sebanyak 41 unit.

Sementara itu langkah yang ditempuh Pemkab Kapuas dalam menghadapi musim kemarau yakni melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat. Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengendali Kebakaran (KMPK) di tiga Kecamatan. Pemberian bantuan mesin pompa air kepada KMKP dan 9 BPK swasta, pengolahan semak/rumpuk untuk kompos.

“Dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi selama tahun 2009 sebanyak 4.937 hektare dengan kerugian material ditaksir sekitar Rp4,5 miliar,” ungkap Suran.

Kemudian langkah untuk penanganan menghadapi ancaman bagi kesehatan masyarakayt dengan menyiapkan logistik penanggulangan kejadian luar biasa (KLB), menyiapkan tim KLB yang sewaktu-waktu dapat ditugaskan ke daerah yang tidak dapat teratasi oleh Puskesmas setempat. Untuk penanganan ISPA dilaksanakan penyediaan masker.

Kegiatan rakor ini dibuka oleh Wakil Gubernur Kalteng H Achmad Diran yang dihadiri pula dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kehutanan RI serta Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalteng. (*)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda