JELANG KEMARAU, KAPUAS SIAP SIAGA HADAPI BENCANA KEBAKARAN
PALANGKA RAYA
– Menjelang musim kemarau Kabupaten Kapuas menyiapkan langkah-langkah
dalam penanganan pengendalian kebakaran hutan dan pekarangan. Langkah
dan kesiapsiagaan ini diambil untuk menekan titik hotspot yang sering
muncul saat musim kemarau.
Demikian ditegaskan Wakil Bupati Kapuas
Suraria Nahan saat menyampaikan paparan Pada Rakor Evaluasi Pelaksanaan
Pengendalian Kebakaran Hutan, Lahan dan Pekarangan 2009 dan
Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Kemarau Tahun 2010 di Aula Jayang Tingang
Kantor Gubernur, Palangka Raya, Senin (17/5) siang.
Menurut Wabup di wilayah Kabupaten
Kapuas, bencana yang timbul akibat musim kemarau secara umum dapat di
identifikasikan menjadi tiga bagian. Pertama bencana kebakaran
hutan/lahan. Kedua instrusi air laut yang mengakibatkan air konsumsi
masyarakat menjadi asin. Dan yang ketiga munculnya penyakit menular
seperti diare, ISPA dan lain – lain.
“Oleh kerana itu jelas diperlukan
langkah-langkah yang strategis dalam upaya penanganannya. Namun
demikian, tentu dalam pelaksanaannya langkah-langkah tersebut tidak
lepas dari koordinasi yang sinkronisasi dengan berbagai instansi terkait
dan masyarakat sehingga terdapat sinergi dalam pelaksanaannya,” kata
Wabup yang saat Rakor didampingi Kepala Badan KesbangPol dan Kepala BLH
Kabupaten Kapuas.
Dijelaskannya pada tahun 2009 lalu,
berdasarkan pantauan satelit NOAA-19 di wilayah Kapuas tercatat jumlah
titik api (hot spot) sebanyak 196 titik dengan titik api terbesar di
Kecamatan Kapuas Murung dan Mantangai.
Adapun sarana yang dimiliki untuk
penunjang penanggulangan kebakaran hutan dan lain meliputi mobil pemadam
kebakaran tiga unit, mobil pikup pembantu dua unit, sepeda motor roda
tiga enam unit dan mesim pompa air sebanyak 41 unit.
Sementara itu langkah yang ditempuh
Pemkab Kapuas dalam menghadapi musim kemarau yakni melakukan penyuluhan
dan sosialisasi kepada masyarakat. Pembentukan Kelompok Masyarakat
Pengendali Kebakaran (KMPK) di tiga Kecamatan. Pemberian bantuan mesin
pompa air kepada KMKP dan 9 BPK swasta, pengolahan semak/rumpuk untuk
kompos.
“Dari kebakaran hutan dan lahan yang
terjadi selama tahun 2009 sebanyak 4.937 hektare dengan kerugian
material ditaksir sekitar Rp4,5 miliar,” ungkap Suran.
Kemudian langkah untuk penanganan
menghadapi ancaman bagi kesehatan masyarakayt dengan menyiapkan logistik
penanggulangan kejadian luar biasa (KLB), menyiapkan tim KLB yang
sewaktu-waktu dapat ditugaskan ke daerah yang tidak dapat teratasi oleh
Puskesmas setempat. Untuk penanganan ISPA dilaksanakan penyediaan
masker.
Kegiatan rakor ini dibuka oleh Wakil
Gubernur Kalteng H Achmad Diran yang dihadiri pula dari Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kehutanan RI serta Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Kalteng. (*)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda