Rabu, 17 Februari 2010

PERAN DAN KONTRIBUSI SEKTOR KEHUTANAN ALAMI PENURUNAN


MPI_websiteKUALA KAPUAS – Ditengah pesatnya dinamika perkembangan usaha berbasis lahan seperti perkebunan dan petambangan, peran kontribusi kehutanan mengalami penurunan. Realitas tersebut sejalan dengan kian buruknya citra dunia kehutanan di mata berbagai sektor dan instansi, termasuk pemerntah daerah.

Hal ini dikatakan oleh Ketua Umum Masyarakat Perhutanan Indonesia (MPI), H Sudradjat DP dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Wakil Ketua Umum MPI, Rahaya Benyamin saat membuka Pertemuan Regional Kalimantan Asosiasi Pengusaha Sektor Kehutanan di Café Terapung, Selasa (16/2) pagi.

Menurutnya investasi dan keberadaan dunia usaha kehutanan dewasa ini memiliki posisi dinilai tidak lagi penting dan strategis. Atas dasar perkembangan tersebut, maka MPI sangat menghargai sekaligus mendukung pertemuan ini.

Forum ini selain diharapkan bisa menghasilkan pandangan-pandangan visioner jauh kedepan dalam menghadapi berbagai tantangan sektor kehutanan. Baik, dalam kerangka kelangsungannya maupun dalam upaya meningkatkan kelanjutannya.

“Saya berharap seluruh asosiasi lingkup MPI Regional Kalimantan bisa berpartisipasi dan membangun konsolidasi organisasi dalam rangka penguatan organisasi usaha sektor kehutanan,” terangnya.

Sementara itu Bupati Kapuas HM Mawardi mengungkapkan sektor kehutanan saat ini trennya jauh sekali menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan sektor kehutanan tidak bisa diharapkan lagi, Sebab, saat banyak muncul persoalan-persoalan yang harus dicarikan solusinya. Misalnya semakin menurunnya hutan alam untuk menunjang produksi kehutanan. Lalu menurunnya kualitas ekologi. Terakhir sulitnya memenuhi kebutuhan bahan baku kayu lokal. Contoh Kabupaten Kapuas memiliki hutan, tapi nyatanya saat ini sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan kayu.

Dua tahun beturut-turut setiap 17 Agustus Bupati selalui mengunjungi Rumah Tahanan Kapuas. Ironisnya yang paling banyak menghuni adalah masyarakat paling bawah yang ditahan hanya karena persoalan kayu 3 atau 4 meter kubik. “Saya tidak tahu kenapa ini bisa terjadi,” kata Bupati prihatin.
Sehingga kedepan kedepan harus dipikirkan bagaimana pemanfaaan hutan serta pelestariannya untuk masyarakat bisa terjawab. “Saya berharap dalam pertemuan ini dapat ditemukan jawaban dari persoalan itu,” jelasnya. Selain itu belum tuntasnya RTRWP juga menjadi salah satu persoalan yang belum terselesaikan hingga saat ini.

MPI_web2Bupati berharap pertemuan ini pertemuan ini dapat merumuskan suatu kesimpulan yang dapat membantu anggota dalam menghadapi persoalan sektor kehutanan. Diharapkan nantinya kesimpulan pertemuan ini dapat disampaikan kepada Menteri Kehutanan serta pihak terkait.

Ketua Panitia, Ir Emon Sulaiman mengatakan jumlah peserta sebanyak 31 orang dengan rincian dari Jakarta 2 orang, Kalsel 3 orang, Kalbar 1 orang serta pengusaha perhutanan dari Kalteng. Munculnya ide pertemuan ini pada saat Komda Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI)  Kaltim mengadakan studi banding ke Palangka Raya. “Saat itu muncul ide pertemuan regional Kalimantan sambil membahas masalah sektor kehutanan,” terangnya.

Adapun pertemuan dilaksanakan di Kabupaten Kuala Kapuas karena saat ini Bupati Kapuas HM Mawardi juga dipercaya sebagai Ketua Komda Kalteng APHI. Disamping itu untuk mengenal lebih dekat dengan Kabupaten Kapuas. (*)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda