PERAN DAN KONTRIBUSI SEKTOR KEHUTANAN ALAMI PENURUNAN
KUALA KAPUAS
– Ditengah pesatnya dinamika perkembangan usaha berbasis lahan seperti
perkebunan dan petambangan, peran kontribusi kehutanan mengalami
penurunan. Realitas tersebut sejalan dengan kian buruknya citra dunia
kehutanan di mata berbagai sektor dan instansi, termasuk pemerntah
daerah.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Umum
Masyarakat Perhutanan Indonesia (MPI), H Sudradjat DP dalam sambutan
tertulis yang dibacakan oleh Wakil Ketua Umum MPI, Rahaya Benyamin saat
membuka Pertemuan Regional Kalimantan Asosiasi Pengusaha Sektor
Kehutanan di Café Terapung, Selasa (16/2) pagi.
Menurutnya investasi dan keberadaan
dunia usaha kehutanan dewasa ini memiliki posisi dinilai tidak lagi
penting dan strategis. Atas dasar perkembangan tersebut, maka MPI sangat
menghargai sekaligus mendukung pertemuan ini.
Forum ini selain diharapkan bisa
menghasilkan pandangan-pandangan visioner jauh kedepan dalam menghadapi
berbagai tantangan sektor kehutanan. Baik, dalam kerangka
kelangsungannya maupun dalam upaya meningkatkan kelanjutannya.
“Saya berharap seluruh asosiasi lingkup
MPI Regional Kalimantan bisa berpartisipasi dan membangun konsolidasi
organisasi dalam rangka penguatan organisasi usaha sektor kehutanan,”
terangnya.
Sementara itu Bupati Kapuas HM Mawardi
mengungkapkan sektor kehutanan saat ini trennya jauh sekali menurun
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan sektor kehutanan tidak bisa
diharapkan lagi, Sebab, saat banyak muncul persoalan-persoalan yang
harus dicarikan solusinya. Misalnya semakin menurunnya hutan alam untuk
menunjang produksi kehutanan. Lalu menurunnya kualitas ekologi. Terakhir
sulitnya memenuhi kebutuhan bahan baku kayu lokal. Contoh Kabupaten
Kapuas memiliki hutan, tapi nyatanya saat ini sangat sulit untuk
memenuhi kebutuhan kayu.
Dua tahun beturut-turut setiap 17
Agustus Bupati selalui mengunjungi Rumah Tahanan Kapuas. Ironisnya yang
paling banyak menghuni adalah masyarakat paling bawah yang ditahan hanya
karena persoalan kayu 3 atau 4 meter kubik. “Saya tidak tahu kenapa ini
bisa terjadi,” kata Bupati prihatin.
Sehingga kedepan kedepan harus
dipikirkan bagaimana pemanfaaan hutan serta pelestariannya untuk
masyarakat bisa terjawab. “Saya berharap dalam pertemuan ini dapat
ditemukan jawaban dari persoalan itu,” jelasnya. Selain itu belum
tuntasnya RTRWP juga menjadi salah satu persoalan yang belum
terselesaikan hingga saat ini.
Bupati
berharap pertemuan ini pertemuan ini dapat merumuskan suatu kesimpulan
yang dapat membantu anggota dalam menghadapi persoalan sektor kehutanan.
Diharapkan nantinya kesimpulan pertemuan ini dapat disampaikan kepada
Menteri Kehutanan serta pihak terkait.
Ketua Panitia, Ir Emon Sulaiman
mengatakan jumlah peserta sebanyak 31 orang dengan rincian dari Jakarta 2
orang, Kalsel 3 orang, Kalbar 1 orang serta pengusaha perhutanan dari
Kalteng. Munculnya ide pertemuan ini pada saat Komda Asosiasi Pengusaha
Hutan Indonesia (APHI) Kaltim mengadakan studi banding ke Palangka
Raya. “Saat itu muncul ide pertemuan regional Kalimantan sambil membahas
masalah sektor kehutanan,” terangnya.
Adapun pertemuan dilaksanakan di
Kabupaten Kuala Kapuas karena saat ini Bupati Kapuas HM Mawardi juga
dipercaya sebagai Ketua Komda Kalteng APHI. Disamping itu untuk mengenal
lebih dekat dengan Kabupaten Kapuas. (*)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda