Rabu, 28 Desember 2011

MOU PENGEMBANGAN KOMUDITI UNGGULAN PADI DAN KLASTER PERBERASAN


web_MOU_barasKUALA KAPUAS – Pemerintah Kabupaten Kapuas menandatangi nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian program pengembangan UMKM berbasis komoditi unggulan padi dan klaster perberasan melalui pola terpadu, Rabu (28/12) siang. Kegiatan mengambil tempat di Balai Benih Utama (BBU) Padi Desa Mampai Kecamatan Kapuas Murung.
MoU ini ditandatangi langsung oleh Bupati Kapuas HM Mawardi bersama Ketua DPRD Robert L Gerung. Kemudian dilakukan pula dari pihak perbankan seperti Bank Indonesia, Bank Pembangunan Kalteng, BRI Kapuas, Bulog Divisi Regional Kalteng, PT Pupuk Kaltim, PD Panunjung Tarung dan BPN Kapuas.
Dalam sambutannya Sekda Kapuas H Nurul Edy yang dibacakan oleh Asisten Ekonomi Pembangunan I Dewa Gde Oka Ariawan pemilihan tempat acara adalah semata-mata dalam rangka mendekatkan diri dan menikmati suasana pertanian di pedesaan dimana, nantinya program kerjasama ini akan dilaksanakan.
Sementara itu Pimpinan Bank Indonesia Palangka Raya, Amanlison Sembiring menyebutkan penandatanganan MoU ini dimaksudkan untuk mensinergikan semua pihak untuk pengembangan UMKM berbasis komoditi unggulan padi serta klater perberasan.
Apalagi diketahui padi/beras merupakan komoditas yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Disamping itu, beras juga memberikan bobot tertinggi dalam perhitungan inflasi di Kalteng.
Pengambangan budidaya padi dan klaster perberasan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai dari setiap siklus produsksi, pengolahan dan distribusi komoditas padi/beras sehingga memberikan manfaat bagi anggota kelompok tani, pengusaha dan pada akhirnya kepada masyarakat Kalteng.
“Target-terget yang mungkin untuk dicapai antara lain peningkatan jumlah produksi, kualaitas beras dan serapan tenaga kerja dengan adanya program klaster ini,” terang Amanlison.
Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Kapuas HM Mawardi yang mengatakan saat ini Kabupaten Kapuas sebagai salah satu lumbung padi di Kalimantan Tengah . Namun yang kendala saat ini hasil produksi padi dibawa ke daerah lain untuk diolah, kemudian dijual dalam bentuk kemasan berupa beras dengan harga yang lebih tinggi.
“Kami ingin agar kedepan Kabupaten Kapuas memiliki produksi beras dalam kemasan yang dijual keluar daerah dengan harapan kesejahteraan petani akan menjadi meningkat. Apalagi daerah Palingkau ini salah satu penopang produksi pada di Kapuas,” terang Mawardi.
Lebih jauh dikatakan sebagai program pembangunan pertanian berkelanjutan dan berdaya saing maka faktor pendukung utama adalah potensi lahan dan air, sumber daya manusia (petani dan petugas penyuluh lapangan), infrastruktur, teknologi pertanian dan kelembagaan pertanian serta kerjasama penelitian pertanian.
Peran kelompok tani dan gabungan kelompok tani (poktan dan gapoktan) telah memberikan kemajuan terhadap peningkatan pembangunan pertanian. Aktivitas petani maupun kelompok tani hendaknya tidak semata-mata sebagai objek tetapi sebagai subjek dalam pembangunan pertanian.
Usai kegiatan Bupati menerima bantuan alat-alat pertanian dari Pimpinan Bank Indonesia. Selain juga diserahkan pula bantuan kendaraan roda tiga untuk membantu para petani mengangkut hasil pertanian termasuk bibit pohon. (humas)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda